Rabu, 20 Mei 2015

Camping pantai modangan


Pantai Modangan merupakan sebuah pantai di pesisir sebelah selatan Pulau Jawa secara administratif masuk daerah Dusun Kalitekuk, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, merupakan pantai paling ujung selatan KabupatenMalang, Jawa Timur, Pantai ini terletak di sekitar 65 km sebelah barat daya Kota Malang. Di pantai ini tempat bermuara sungai yang menjadi batas yang memisahkan antara Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang.
Perbatasan itu ditandai dengan adanya sebuah tugu kecil yang terletak di tepi sebuah sungai yang juga bernama Sungai Modangan. Pantai Modangan memang berhimpitan langsung dengan Pantai Jolosutro di Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar. Pengunjung harus menempuh jalan yang berliku jika ingin ke Pantai Modangan.
Untuk menuju ke pantai ini pengunjung cenderung lebih mudah jika dari arah Donomulyo, Kabupaten Malang. Dari Kota Malang pengunjung bisa mengambil arah ke daerah Kepanjen. Dari Kepanjen terus ke arah Bendungan Sengguruh, lalu melewati pertigaan Pagak kemudian mengambil arah menuju Kecamatan Donomulyo.
Dari pertigaan setelah pasar Donomulyo langsung mengambil arah sebelah kanan atau menuju arah Wates . Jalannya sudah di aspal sepanjang sekitar 1 km. Sekitar 2 km sebelum masuk Desa Sumberoto aspalnya mulai berlubang. Tidak jauh dari gerbang masuk Desa Sumberoto ada sebuah pertigaan Pasar Ngelih, lalu berbelok ke kiri dan mengikuti jalan desa yang awalnya masih beraspal rusak.
Dan setelah menemukan perempatan Jalur Lingkar Selatan itu kita bisa mengambil jalan lurus (jalannya penuh tanjakan) atau kanan.Di sini kita akan mulai terdengar suara gemuruh ombak sebagai pertanda pantai sudah dekat. Dari perempatan itu kita mengkuti jalan setapak sekitar 1 km dengan medan turunan dan tidak jauh kemudian akan kita jumpai pos jaga kehutanan (Pos Miri).
Sebelum jembatan Miri ada jalan menurun ke kiri, itu adalah jalan untuk menuju Pantai Modangan. Jarak dari jembatan ke pantai masih jauh sekitar 800 m lagi. Jalan turunan cukup curam dan nantinya kita akan berada di bawah jembatan Miri.
Setelah jalan yang menurun terdapat persimpangan, keduanya sama-sama mengarah ke arah Pantai Modangan. Jika lurus kita akan melalui jalan berbatu dan tanjakan yang sangat berat namun itu jalur yang terdekat. Pengunjung harus menembus perbukitan, hutan jati, serta ada sungai kecil yang dinamakan Sungai Modangan. Sungai itu masih penuh dengan batu besar serta batu sebesar bola sepak namun bergerigi tajam.
Namun pengunjung bisa menghindari sungai itu dengan sedikit memutar memilih jalur ke arah kiri. Namun sama saja, jalan terjal serta bebatuan tetap akan ditemui. Jika mengambil jalan sebelah kiri lebih lebar dan berupa makadam. Jalan ini sperti ini mudah dilewati dengan menggunakan motor jenis trail. Kedua jalan tersebut akan bertemu di titik pertigaan muara sungai di Pantai Modangan.
Jika kita sampai di pantai yang mempunyai keunikan tersendiri, ini akan membuat rasa lelah dari perjalanan kita musnah. Ombak di pantai Modangan cukup besar cocok untuk ada surfing, pasir putih yang masih terbebas dari sampah, serta batuan hitam adalah beberapa hal yang bisa kita temukan di lokasi ini.
Yang juga cukup unik adalah kebanyakan pantai lainnya memiliki struktur batuan berupa batuan kapur, batu-batuan yang ada di lokasi ini merupakan jenis batuan andesit berlapis yang terbentuk dari lelehan lahar dari gunung berapi yang sudah membeku.












Camping pantai Ngalur.

 perjalanan ini dimulai dari kota kediri mampir sejenak di kota tulungagungung untuk sholat dhuhur
 Sabtu, 26 April 2014 kami berangkat dengan terbagi menjadi dua kloter pemberangkatan. Pemberangkatan pagi ( makhrusy, angga, asnaf, ninik, diah, fitria, imnin) berangkat dari Kediri sekitar jam 11 siang dan kloter kedua (ahmed, izud, tolhah, Om Juneng). Berangkat jam 3 sore karena masih ada kuliah ba’da dhuhur. Kloter pagi berangkat agak santai karena waktu yang dirasa cukup jika harus sampai di lokasi sebelum senja. Karena semuanya belum paham jalan menuju lokasi maka kami pun mengandalkan google untuk arah kesana walaupun pada awalnya kami keblabasan ke perempatan kedua setelah terminal namun jalannya sama.
Dari perempatan sebelum terminal (arah dari timur terminal) belok kiri arah campur darat kurang lebih 10 km, sampai ada pertigaan pasar campur darat belok kiri lagi. Terus sampai ada SMAN 1 Campur darat belok kiri. Lurus 7 km mengikuti jalan utama (yang ada white line-nya karena di jalan berkelok ini lumayan banyak jalan yang bercabang) kalau ada pertigaan sebelum SMPN 1 Tanggunggunung belok kiri. Naah, setelah belok kiri ini harus banyak-banyak tanya orang karena jalurnya banyak, terpencil, bnyak jalan yang susah dan huaah, pokoknya perlu skill rider yang mumpuni.
 Alhamdulillah, mungkin karena niat baik kami semua untuk mengagumi keindahan alam-Nya saat pertama berhenti tanya orang sekitar karena jalan bercabang, kami pun dipertemukan dengan seorang Bapak (aah, kemarin lupa tidak tanya namanya) yang kebetulan juga ingin pergi camping di Ngalur untuk mencari ikan. Dalam hati semua teman-teman saya berkata “yaa Allah apa mungkin kami sampai tujuan dengan cepat kalau tidak ada Bapak ini” tapi benar, jalannya susah karena batu-batu aspal banyak yang mencuat kemana-mana, medan yang naik turun bukit dan banyak jalan bercabang with no sign and no signal!
Setelah melewati jalan berbukit dengan pemandangan alam luar biasa perbukitan tanggung gunung, kami sampai di desa Ngelo yang ketika masuk kami disambut dengan banner “selamat datang di wisata alam pantai sanggar” namun kami pergi ke pantai Ngalur. Setelah masuk desa jalanan tak beraspal namun masih dikatakan mudah jika dibandingkan jalan sebelumnya. Kami pun akhirnya sampai di pertigaan kecil (yang saya kira kami diminta untuk parkir di rumah warga) eh ternyata memang itu jalannya. Pertigaan kecil yang ada tulisan “Pantai Ngalur ->” dengan ada pos kampling kecil di pertigaan yang sebenarnya lebih tepat jika disebut gang. Nah setelah belok ini tadi kami dihadapkan dengan jalan yang tak lebih lebar dari 50 cm dengan medan naik turun bersebelahan dengan tebing dan jurang.
Karena tidak adanya sinyal dan listrik jadilah kami lost contact dengan teman-teman yang berangkat sore, kami pun berharap cemas atas sampai tidaknya mereka di satu tujuan yang sama, Pantai Ngalur. Sekitar jam tujuh malam, saya dan teman-teman melihat beberapa cahaya di sebrang, di Pantai Sanggar dan kami semua berasumsi bahwa itu mereka, our rest friends. Sekitar pukul delapan saat kami semua tidur-tiduran sambil bercerita satu sama lain di depan tenda, kami dikejutkan dengan kedatangan orang bersuara parau membawa tongkat dengan celana basah. Sontak dalam kegelapan malam semuanya terkejut campur takut, eh, ternyataa, orang itu adalah Faris, teman kami yang berangkat sore, disusul kemudian muncul sosok tolhah dengan rambut gondrongnya. Alhamdulillah!
Ceritanya, kelompok yang berangkat sore ternyata salah tujuan dan langsung menuju Pantai Sanggar karena Tolhah tau medan kesana dan belum paham dengan jalan menuju Ngalur. Pantai Sanggar dan Pantai Ngalur dibatasi oleh tebing batu yang rimbun sehingga untuk sampai ke tempat kami, mereka harus memanjat tebing dan melewati rerimbunan daun yang lebat. Aaak, dengan kemunculan mereka seperti menemukan teman yang hilang 1000 tahun baru dan akhirnya bertemu kembali. Hahaa.. Namun kemunculan itu memunculkan masalah baru. Jreeeng!!
Masalahnya, masih ada empat orang yang terjebak di Pantai Sanggar. Tidak mungkin membiarkan mereka tetap disana with no meals, no drinks. Setelah melakukan diskusi yang lumayan sengit mengingat medan yang susah, hari sudah malam dan pasti tidak adanya orang untuk ditanyai jika nanti tidak tau jalan, akhirnya diputuskan untuk tetap menjemput mereka. Dan akhirnya tolhah dan si Kapten pergi ke Pantai Sanggar dan menjemput mereka muter lewat jalan. Kami tak hentinya berdoa supaya tidak terjadi apapun dan mereka tiba secepatnya, dan alhamdulillah satu jam setelahnya suara motor pun datang dari balik tenda kami. Here they are



Perjalanan pulang dari pantai klayar pacitan,,,,Mampir kota solo

 Kota Surakarta memiliki luas wilayah 44,04 Km2 terbagi menjadi 5 kecamatan dan 51 Desa ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten sukoharjo di sebelah selatan, Kabupaten sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar di sebelah barat dan timur.

Kota Surakarta terkenal dengan batik, keraton, dan pasar klewer, layak perekonomian yang didominasi oleh kegiatan pariwisata dan perdagangan dan jasa, begitu juga dengan Surakarta, kota ini lebih dikenal dengan Kota Solo. Untuk pariwisata, eksistensi keraton Kasunanan surakarta Hadiningrat dan Mangkunegaran menjadikan Solo sebagai poros sejarah, seni, budaya, yang memiliki nilai jual. Nilai jual ini termanifestasi melalui bagunan kuno, tradisi kerajaan yang terpelihara, dan karya seni yang menakjubkan, tatanan penduduk setempat yang tidak lepas dari sentuhan-sentuhan kultural dan spiritual keraton yang semakin menambah daya tarik. Salah satu tradisi yang berlangsung turun temurun dan semakin mengangkat nama daerah ini adalah membatik. Seni dan pembatikan solo menjadikan daerah ini menjadi pusat batik di Indonesia.
Pariwisata dan perdagangan ibarat dua sisi mata uang, sektor pariwisata tidak akan ada artinya bila didukung sektor perdagangan, minimal keberadaan perdagangan cendera mata dan kerajinan khas daerah menjadikan pariwisata semakin berdenyut. Berbeda dengan kegiatan perdagangan, sektor pertanian kurang bisa diandalkan, kebutuhan pokok seperti beras, sayur-sayurandan bahan dasar protein yang seharusnya terpenuhi melalui sektor ini harus bergantung dari daerah lain. Pemberdayaan sektor pertanian hampir tidak mungkin dapat dilakukan, sama sulitnya dengan mengembangkan wilayah permukiman akibat keterbatasan lahan.

Secara kumulatif, sektor tersier yang terdiri dari usaha perdagangan, hotel, dan restoran,angkutan, dan komunikasi serta jasa-jasa menjadi andalan daerah. Terdapat beberapa industri pengolahan yang didominasi oleh industri rumahtangga, kebanyakan industri bergerak dalam bidang pembuatan bati dna pakaian jadi yang hasilnya tidak hanya dinikmati oleh pasar setempat dan nasional, tetapi juga pasar internasional.






Perjalanan menuju Pantai Klayar pacitan


Perjalanan ini dumulai dari kota Kediri ,pagi hari jumat di tanggal 14 agustus 2014,awal rencana berangkat siang hari berhubung mobil sudah siap jadi langsung berangkat pagi pukul 08.00 perjalanan ini kami rencanakan sudah jauh-jauh hari ,disini saya ber 7 dengan teman-teman.ada Makrus yang menyetir ada juga adib sebagai penunjuk jalan dan kami para wanita-wanita Saya(Ninik),Diah,Tutut,Imnin, dan satu lagi adik dari adib Nurul ,rute yang kami lewati adalah lewat trenggalek tulungagung kemudian mampir sejenak untuk sholat jumat di Ponorogo 



























didalam perjalanan kami sempat mampir sebentar untuk berfoto 



ini adalah masjid dimana si Makrus dan adib sholat jum'at











Dan kami para wanita menunggu sambil berfoto ,perjalanan kami lanjutkan sangat lama sekali menuju pantai klayar pacitan,Pantai Klayar berada di Kecamatan Donorojo, sekitar 35 km ke arah barat Kota Pacitan, dan dapat dicapai sekitar 60 menit dari kota pacitan
Klayar adalah pantai eksotik dengan hamparan pasir putih, batu karang yang menyerupai Sphinx, karang bolong, seruling laut dan air mancur alami setinggi 10 meter.Perjalanan menuju ke pantai Klayar adalah sebuah tantangan bagi mereka yang suka akan kegiatan luar ruangan, karena jalan yang harus diakses terbilang sempit dan rusak di beberapa bagian. Ditambah lagi, terdapat kelokan tajam serta rute yang naik turun perbukitan dengan tanjakan dan turunan yang cukup ekstrim. Namun demikian, keindahan pemandangan bukit dan lembah hijau akan menemani sepanjang perjalanan.Pantai ini terbilang masih sangat sepi, dan hanya akan terlihat beberapa nelayan yang sedang melaut saat hari biasa. Hamparan pasir putih membentang dengan ombak sejernih kristal memecah di bibir pantai,dan diapit bukit-bukit karang di kanan dan kirinya.


sekitar jam 4 sore kami telah sampai dilokasi ,benar-benar perjalanan yang melelahkan,tapi pemandangan di pantai klayar begitu indah 



 foto di bawah ini adalah jalan menuju gardu pandang


Pantai Klayar, selain memiliki pemandangan yang indah juga memiliki keunikan yaitu adanya batu karang yang secara alami memiliki bentuk yang unik, selain itu ada juga air mancur alami dan seruling laut, air mancur alami di pantai Klayar ini terjadi karena tekanan ombak yang cukup besar masuk melalui celah batu sehingga menimbulkan muncratan dan bunyi seperti seruling,Pantai Klayar memiliki air laut berwarna biru dan ombaknya cukup besar sehingga pengunjung yang ingin menikmati deburan ombak Pantai Klayar ini harus berhati-hati, selain menikmati pasir putih dan deburan ombak Pantai Klayar, anda juga bisa menikmati pemandangan pantai Klayar yang indah dari atas bukit dari gardu pandang.